Senin, 07 Februari 2011

Tari Bedhaya Majapahit "Bedhaya Surya" (Indonesian Text)


Ide pengarapan adalah lambang kerajaan Majapahit yang disebut “Surya Majapahit” (Matahari Majapahit). Surya Majapahit adalah lambang yang kerap ditemukan di reruntuhan bangunan yang berasal dari masa Majapahit. Lambang ini mengambil bentuk matahari bersudut delapan dengan bagian lingkaran di tengahnya menampilkan dewa- dewa hindu. Lambang ini membentuk diagram kosmologi yang disinari jurai matahari khas “Surya Majapahit”, atau lingkaran matahari dengan bentuk jurai sinar yang khas. Karena begitu populernya lambang matahari ini pada masa Majapahit, para ahli arkeologi menduga bahwa lambang ini berfungsi sebagai lambang kerajaan Majapahit.
Dalam menuju kejayaannya, Majapahit juga diwarnai oleh berbagai konflik dan peperangan, banyak pemberontakan yang dilakukan oleh orang dalam (keluarga kerajaan) dan banyak pula peperangan atau serangan ke pihak luar. Penyerangan penyerangan ini banyak dilakukan untuk mewujudkan sumpah palapa dari patih Gajah Mada dalam upaya untuk menyatukan nusantara.
Gerakan pada Bedhaya Surya ini banyak mengembangkan gerakan dari tari topeng Malangan khususnya Topeng gaya sanggar  “Galuh Candra Kirana”  di desa Jambuwer kecamatan Kromengan kabupaten Malang, dimana gerakan gaya topeng ini masih belum begitu terekspose dan tidak menutup kemungkinan untuk ekplorasi gerak untuk menambah nilai estetika tetapi gerakan – gerakan tersebut dikembangkan dan dipola menjadi gerakan yang sesuai dengan karakter tarian bedhaya dan tetap mempunyai sifat ketradisionalan.
Tarian ini juga memuat gerakan sembahan yang menggambarkan sikap pasrah dan memohon keselamatan kepada Sang Pencipta. Dan dilanjutkan dengan gerakan sebo sebagai ungkapan selamat datang kepada para tamu kehormatan.
Di dalam rangakain penampilan juga dilakukan gerakan mudra yang merupakan gerak sandi ungkapan syukur dan permohonan keselamatan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar